Bab 638
Bab 638 Melumpuhkan Rocky
“Krak!”
Tanpa menunggu pria itu selesai berbicara.
Ardika yang sudah sangat marah menendang betisnya.
“Ah!”
Pria itu berteriak sambil memegangi kakinya yang patah.
Bunuh Ardika dan tangkap Luna.
Tidak perlu dikatakan lagi, Ardika tahu apa yang ingin Rocky lakukan.
“Rocky si bajingan ini!”
Luna di dalam mobil juga bercucuran keringat dingin dan berkata dengan marah, “Ardika, ayo panggil polisi!”
“Takutnya kalau hari ini masuk penjara, besok sudah akan dibebaskan.”
Ardika menolak tawaran itu.
Dia menatap pria di jalan itu dengan dingin, “Panggil Rocky dan katakan padanya kalau masalahnya sudah beres, lalu suruh dia datang.”
Pria itu basah kuyup oleh keringat karena rasa sakit.
Dia menelepon Rocky sambil menahan rasa sakitnya.
“Tuan Muda, apa yang kamu suruh kami lakukan sudah beres.”
“Luna sudah ditangkap? Haha, oke, kerja bagus! Aku akan turun gunung sekarang juga!”
Rocky tertawa terbahak–bahak dan mengakhiri panggilan.
Tidak butuh waktu lama.
Iring–iringan mobil mewah berputar menuruni gunung.
Rocky berjalan dengan tergesa–gesa begitu turun dari mobil.
Melihat hanya satu yang masih terjaga dari keempat bawahannya.
Semuanya juga terluka.
Rocky terkejut.
“Sebelumnya aku pernah dengar Ardika si bajingan itu begitu kuat. Nggak kusangka dia begitu ganas. Seharusnya aku mengutus lebih banyak orang.”
+16 BONDS
“Tapl sungguh memuaskan akhirnya bajingan ini mati. Inilah yang akan terjadi kalau melawanku!”
Rocky tertawa terbahak–bahak, “Di mana Luna?”
Pria dengan kaki patah yang duduk di jalan menunjuk ke mobil.
“Dik, sepupuku itu tewas dalam kecelakaan mobil. Ayo beri hormat dan mulai sekarang ikuti aku. Aku akan menjagamu dengan baik untuknya, haha.
Rocky tidak sabar untuk berjalan menuju mobil.
Mungkin sekarang Luna terlalu takut untuk berbicara.
Rocky membungkuk untuk melihatnya.
“Ardika, kok… kok kamu!?”
Saat berikutnya Rocky berteriak dan senyuman di wajahnya membeku.
Ardika yang sudah jatuh dari tebing dan meninggal sedang duduk di dalam mobil dengan selamat.
Hanya menatapnya sambil tersenyum samar, “Kok aku masih hidup, ‘kan?”
Rocky tidak bodoh, dia langsung berbalik dan menatap pria yang kakinya patah dengan marah.
“Dasar bajingan, kamu mengkhianatiku!”
Pria dengan kaki patah itu menundukkan kepalanya tanpa mengatakan apa pun.
“Ardika, kekuatanmu melebihi ekspektasiku. Nggak kusangka bahkan empat pengawalku pun nggak bisa membunuhmu!”
Rocky menggertakkan gigi dan menatap Ardika, tetapi tidak ada rasa takut terpancar di wajahnya.
“Oke, kali ini kamu beruntung!”
Ardika berbalik dan pergi.
“Tunggu, apa aku sudah membiarkanmu pergi?”
Saat ini Ardika keluar dari mobil.
Rocky berbalik dan memelototinya dengan tajam, “Apa aku butuh izin darimu untuk pergi? Mau apa lagi kamu? Kalau kamu berani menyerangku, Keluarga Mahasura akan segera
membunuhmu!”
“Idiot, aku nggak menyuruhmu datang untuk berbicara kasar kepadaku.”
Ardika mengambil tongkat bisbol di jalan dengan jari kakinya, kemudian memutarnya di
15 BONU
tangannya dan mengayunkannya.
“Beraninya kamu!?”
Rocky berbalik dan lari.
Tongkat bisbol itu menyusul Rocky dan mengenai lekukan lututnya.
Buk!
Rocky jatuh ke jalan dan berteriak sambil memeluk lututnya.
“Berhenti, beraninya kamu menyerang Tuan Muda. Mau cari mati, ya!?”
Asisten wanita Rocky dan yang lainnya berteriak dengan marah..
Ardika menatap mereka tanpa ekspresi, lalu menatap Rocky, “Berlututlah!” Text property © Nôvel(D)ra/ma.Org.
“Ardika, beraninya kamu menyuruhku berlutut. Tahukah kamu kalau kamu ini sedang mencari
mati… ah!”
Satu lututnya patah.
Rocky berteriak dengan memilukan.
Ekspresi dingin Ardika sama sekali tidak mengendur.
Buk!
Lutut lainnya patah.
Ardika melempar tongkat bisbol sambil menjambak rambut Rocky dan memaksanya berlutut.
“Kalau kamu berani jatuh, aku akan mematahkan lenganmu juga.”