Bab 39
Bab 39
Bab 39
Samara melepaskan Peter, sama sekali tidak menyadari adegan mereka ini terlihat jelas oleh Amelia yang berada di belakang.
Peter mengerutkan keningnya, dan bertanya dengan serba salah: “Jadi bagaimana saya harus memanggil Anda?”
“Diluar kantor, saya memanggilmu Peter, kamu memanggilku Samara.”
Sejak kecil Samara sudah terbiasa hidup bebas, tidak terbiasa hidup sebagai sosok yang dikagumi orang, terlebih tidak suka dipanggil sebagai Ibu Komisaris Utama di depan umum.
Sa….Samara?”
“Iya.”
Mendengar Peter memanggil nama ibunya dengan canggung, Javier tertawa kecil dan berkata: “Paman, Ibu saya tidak menakutkan, dia tidak akan memakan orang!”
“Ini adalah….”
Samara mengelus elus kepala anaknya, dan memperkenalkan dirinya: “Anak bungsu saya, Javier.”
“Anak bungsu?”
“Benar, kamu tidak salah, dia masih memiliki seorang kakak.”
Peter mengamati Samara dan Javier dengan teliti, sekali lagi dia dikejutkan oleh wanita berusia 20 tahunan ini. Property © NôvelDrama.Org.
Baru berusia dua puluh empat dua puluh lima tahunan sudah memiliki sepasang anak yang cerdik, dan mendirikan Perusahaan Farmasi Intermega, wanita ini pasti menyimpan tenaga motivasi yang sulit dibayangkan.
“Dimana ayah dari anak anak?”
“Ayah kandung, mereka terlibat masalah, tidak diketahui keberadaannya, mungkin sudah meninggal di perantauan.”
Maalkan saya….saya tidak sengaja menyinggungnya.” Peter menyadari telah salah bertanya. pandangan matanya mengandung penyesalan,
“Paman, tidak apa apa.” Javier menarik narik ujung baju Peter, dan berusaha menyenangkannya dengan tertawa: “Saya dan kakak saya sedang berusaha mencari jodoh baru untuk Ibu, sasarannya sudah ketemu, hanya saja ibu saya keras kepala dan tidak setuju.
“Mungkin kamu bisa membantu saya dan kakak untuk membujuknya, agar dia lebih cepat mencari ayah tiri untuk kami!”
Javier sangat serius.
Tetapi kepala kecilnya malah ditepok oleh Samara.
“Ibu, Sakit….kamu tidak takut membuat saya kesakitan?”
“Masih bicara sembarangan?
“Ugh Ugh….tidak berani lagi.”
Bocah itu memegang wajah bulatnya, menggoyang goyangkan kepalanya seperti mainan kecil.
Setelah meninggalkan pusat perbelanjaan barang barang impor mereka bertiga pergi ke sebuah restoran ala barat yang ada di dekat situ.
Mereka bertiga berjalan bersama, Peter yang sudah bercukur dan memakai jas, dan Javier yang imut berjalan di depan, seketika pelayan di sana mengira mereka adalah ayah dan anak.
Mereka sedang menanti-nanti, ingin melihat Ibu dari anak itu apakah seorang wanita cantik, namun saat melihat Samara mereka terbengong.
Wajah Ibu dari anak itu penuh dengan bintik-bintik?
Ini benar benar….sangat jelek!
Setelah mereka bertiga duduk, Peter dan Javier memilih menu, mereka sangat perhatian
terhadap Samara,
Pelayan wanita yang melihat adegan ini, merasa jantung mereka satu persatu hancur lebur.
– Wanita ini begitu jelek…. mengapa suami dan anaknya begitu tampan di luar dugaan!”
-Wah! Wanita ini di kehidupan sebelumnya pasti telah menyelamatkan galaksi bima sakti?”
“Benar! Benar! Kamu tidak melihat suaminya begitu memanjakannya?”
Alla yang baru keluar dari ruangan VIP pribadi untuk merokok, dan tidak sengaja mendengar diskusi para pelayan wanita itu.
Hatinya merasa ingin tahu, mata keranjang Alla melirik kearah orang yang dibicarakan, dan menemukan Saman yang sedang makan malam dengan pria lain dalam suasana yang menyenangkan.
Apa yang terjadi!
Alfa tahu Samara bukanlah orang sembarangan, tetapi dia tidak menyangka wanita yang wajahnya penuh bintik-bintik ini, mempunyai kemampuan yang begitu hebat.
Bukan hanya berhasil mengatasi kedua putra putri kecil keluarga Costan, dan menyebabkan kakaknya mempunyai pandangan lain terhadapnya, sekarang dia bahkan berhasil menggæt pria tampan yang elegan dan lembut.
Manusia benar-benar tidak bisa dinilai dari tampangnya.
Seorang wanita jika pandai menggunakan trik, benar benar tidak ada hubungannya dengan penampilan apakah dia cantik atau tidak.
Kecanduan rokok Alfa seketika pupus, dia memutar tubuh dan kembali ke ruangan pribadi.
Di dalam ruangan ada dua orang, satu adalah Asta, satu lagi adalah teman kedua saudara itu yang bernama Jayden.
Jayden yang melihat Alfa keluar untuk merokok, kembali ke ruangan dengan cepat lalu menggodanya dan bertanya: “Mengapa kamu begitu cepat?**
Alfa tidak memperdulikan Jayden, dia langsung duduk disamping sta, setelah duduk dia berkata: “Kakak, coba tebak siapa yang saya jumpai diluar?”
Asta menyesap sedikit anggur, tidak bersuara.
Alfa yang tidak mendapatkan tanggapan, tetapi tidak mengurangi gairahnya untuk berbicara, dengan jelas dia menyampaikan: “Kakak, saya melihat Samara, dia datang bersama pacarnya.”
Pacarnya sangat tampan, walaupun tidak bisa dibandingkan dengan kakak dan saya, tetapi jika dibandingkan dengan Jayden….rasanya seimbang.”